PEMERINTAHAN
Satgas MBG NTB Ajak Publik Menyikapi Secara Bijak, Apresiasi Polisi dan Tegaskan Semua Proses Sesuai SOP
NTB - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Ahsanul Khalik, S.Sos., MH mengajak seluruh pihak untuk menyikapi secara proporsional dan bijak peristiwa dugaan keracunan makanan yang terjadi di wilayah Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, awal pekan ini.
“Kami mengapresiasi langkah cepat aparat kepolisian yang langsung memeriksa kondisi para siswa dan mengecek dapur SPPG. Langkah ini bentuk kepedulian bersama untuk memastikan keamanan pangan dan memperkuat pengawasan pelayanan publik,” ujar Dr. Aka, Selasa (14/10).
Dari laporan Kepala SPPGnya, tercatat 23 anak sempat mengalami gejala mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Sebanyak 4 anak dirawat di Puskesmas Batuyang, 3 anak di Klinik Muhlisin, dan sisanya menjalani observasi ringan.
Hasil pemeriksaan menunjukkan dua siswa terindikasi tifus, sedangkan lainnya normal. Beberapa anak diketahui sudah mengalami demam sehari sebelum makan dari menu MBG. Kini seluruh siswa telah dipulangkan dalam keadaan sehat dan stabil.
“Alhamdulillah, kondisi semua anak sudah pulih dan dalam pantauan tenaga kesehatan. Kami memastikan tidak ada gejala lanjutan,” terangnya.
Menindaklanjuti kejadian ini Satgas meminta pengelola SPPG Pringgabaya untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Dari hasil pengecekan, seluruh tahapan pengolahan bahan pangan telah dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), mulai dari pemeriksaan bahan ketika diambil disuplier, pencucian dan pemotongan, penyimpanan dengan plastik wrap dan freezer, hingga proses pengolahan.
Bahan makanan diolah lima jam setelah diterima, kemudian didistribusikan pukul 07.00 Wita dan dikonsumsi sekitar pukul 08.30 Wita. Dr. Aka menyebut, kemungkinan gangguan bisa terjadi pada rentang waktu antara distribusi dan konsumsi, namun pihaknya tetap menunggu hasil resmi dari Dinas Kesehatan dan Balai Besar POM Mataram.
“Kami tetap berpegang pada hasil laboratorium sebagai dasar ilmiah. Semua proses di dapur telah dilakukan dengan standar tinggi dan pengawasan berlapis,” tegasnya.
Untuk dimaklumi SPPG di Pringgabaya ini melayani 35 sekolah dengan total 3.410 siswa penerima manfaat. Dari jumlah itu, hanya 5 sekolah yang melaporkan gejala serupa, sehingga persentasenya kurang dari 1 persen (0,67%).
Namun bukan masalah besar dan kecilnya, karena bagi Satgas, setiap anak tetaplah prioritas. Satu anak pun harus dijaga keselamatannya. "Ini amanah besar yang yang harus dijunjung bersama,” kata Dr. AKA.
Satgas MBG NTB, meminta Satgas MBG Kabupaten Lombok Timur agar memperkuat koordinasi lintas sektor dengan Dinas Kesehatan Lombok Timur, Balai Besar POM Mataram, dan Polres Lombok Timur. Sinergi ini bukan semata untuk penyelidikan, tetapi untuk memperkuat sistem keamanan pangan dan rantai distribusi di seluruh dapur MBG.
“Kami melihat langkah kepolisian sebagai bagian dari upaya perbaikan sistem dan penguatan pengawasan. Ini adalah sinergi positif antar-instansi yang sama-sama ingin memastikan anak-anak kita mendapatkan yang terbaik,” ujarnya.
Satgas juga telah menginstruksikan seluruh SPPG di NTB untuk memperketat pengawasan cold chain, sanitasi dapur, dan waktu distribusi makanan.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah program prioritas nasional dalam Asta Cita Bapak Presiden, yang bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah sekaligus memberdayakan ekonomi lokal melalui rantai pasok pangan daerah.
Ia menegaskan, peristiwa ini menjadi pengingat penting untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan, bukan untuk saling menyalahkan.
"Mari kita belajar dari setiap kejadian. Semua pihak, pemerintah, SPPG, tenaga kesehatan, dan aparat, kini bekerja bersama agar program ini semakin baik, aman, dan berkelanjutan," pesan AKA.
Ia juga mengajak masyarakat untuk melihat persoalan ini secara utuh dan konstruktif, karena MBG adalah upaya besar negara dalam menyiapkan generasi yang sehat dan tangguh.
“Program ini lahir dari niat baik untuk menyiapkan masa depan anak-anak kita. Mari kita jaga bersama, dengan kolaborasi dan kesadaran bahwa setiap perbaikan adalah bagian dari kasih sayang kita kepada generasi penerus,” tutupnya. (*)
Via
PEMERINTAHAN
Post a Comment