BUDAYA DAN HIBURAN
Festival Muharram Lotim Meriah dengan Pentas Wayang Kulit Dalang Wildan
LOMBOK TIMUR – Ratusan masyarakat memadati Festival Muharram di Lombok Timur (Lotim) untuk menyaksikan pentas wayang kulit yang dibawakan oleh dalang kondang, Wildan. Acara ini menjadi daya tarik tersendiri di tengah gempuran teknologi digital, membuktikan bahwa kesenian tradisional tetap diminati.
Selain wayang kulit, festival ini juga diisi dengan berbagai kegiatan lain, seperti pameran UMKM dan pertunjukan seni tradisional. Kehadiran beragam acara ini berhasil menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan.
Salah seorang pengunjung, Samsudin, mengapresiasi penyelenggaraan Festival Muharram. "Saya sangat senang festival ini tidak hanya menghadirkan hiburan modern, tapi juga melestarikan budaya seperti wayang kulit. Ini jadi ajang edukasi bagi generasi muda," ujarnya.
Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, pemerintah setempat berharap event serupa dapat terus digelar untuk mempromosikan budaya lokal sekaligus memperkuat ekonomi kreatif di Lombok Timur.
Untuk diketahui, wayang kulit merupakan salah satu bentuk teater bayangan tradisional yang telah menjadi ikon budaya Indonesia. Dikenal dengan keunikan pertunjukannya yang memadukan seni, musik, dan narasi, wayang kulit telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2003.
Sejarah wayang kulit memiliki akar yang dalam, diperkirakan telah ada sejak ribuan tahun lalu. Meskipun terdapat berbagai teori tentang asal-usulnya, banyak sejarawan sepakat bahwa kesenian ini pertama kali berkembang di Jawa dan Bali. Kata wayang sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti bayangan atau gambar, sementara kulit merujuk pada bahan pembuatan figur wayang yang terbuat dari kulit hewan, biasanya kerbau atau kambing.
Pertunjukan wayang kulit tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana penyampaian nilai-nilai filosofis, moral, dan spiritual. Cerita yang dibawakan umumnya bersumber dari epik Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana, namun telah mengalami adaptasi dengan budaya lokal.
Dalang, sebagai tokoh sentral dalam pertunjukan, tidak hanya memainkan wayang tetapi juga menjadi narator, penyanyi, dan pemimpin musik pengiring yang terdiri dari gamelan. Keterampilan seorang dalang dalam menggerakkan wayang, menyuarakan berbagai karakter, serta menyampaikan pesan moral menjadikan wayang kulit sebagai seni pertunjukan yang kompleks dan memikat.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, wayang kulit tetap bertahan dan terus dilestarikan, baik melalui pertunjukan langsung maupun inovasi digital. Pemerintah dan komunitas budaya terus berupaya mempromosikan wayang kulit kepada generasi muda agar warisan ini tidak punah ditelan zaman. (*)
Post a Comment